Jumat, 28 Oktober 2011

Cegah dan Atasi Diabetes dengan Serat Makanan

cegah-Cegah dan Atasi Diabetes dengan Serat MakananDiabetes : Takdir
Apakah benar mitos yang menyatakan bahwa diabetes adalah takdir? Sebagian dari Anda mungkin telah mengetahui bahwa penyakit diabetes ada dua jenis, yaitu tipe I dan II. Diabetes tipe I (juvenile-onset, insulin dependent) terjadi karena tubuh sama sekali tidak mampu memproduksi insulin, sedangkan diabetes tipe II (adult-onset, non-insulin dependent) disebabkan oleh insulin yang jumlahnya kurang atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Diabetes tipe I, dengan prevalensi 5-10% dari total penderita diabetes, umumnya diderita sejak kanak-kanak atau remaja dan diduga disebabkan oleh faktor keturunan. Sedangkan 90% sisanya termasuk tipe II, yang muncul saat dewasa (umumnya di usia 40 tahun ke atas). Berdasarkan penelitian, meskipun diabetes tipe II dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, namun sebenarnya tipe ini dapat dicegah dengan pola makan dan gaya hidup sehat. Jadi, ternyata 90-95% penyakit diabetes bisa dicegah bukan? Mungkin sekarang Anda bertanya bagaimana caranya?
Pengaruh Pola Makan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nurses’ Health Study di Harvard University terhadap 65.000 wanita selama 6 tahun menunjukkan bahwa wanita yang pola makannya tinggi gula dan rendah serat makanan, 2.5 kali beresiko lebih tinggi terhadap diabetes dibandingkan wanita yang biasa makan banyak serat makanan dan sedikit gula.
Menurut penjelasan dokter, serat larut memang mampu mengurangi kebutuhan tubuh akan insulin karena serat larut dapat memperlambat penyerapan karbohidrat dan mencegah kenaikan gula darah secara tiba-tiba. Sebaliknya, asupan serat larut yang rendah dibarengi dengan konsumsi gula yang berlebihan dapat memicu kebutuhan insulin yang tinggi, melebihi jumlah yang mampu diproduksi pankreas.
Para peneliti di National Institute of Diabetes, Digestive and Kidney Diseases di Amerika membandingkan komunitas suku Pima Indian yang tinggal di Meksiko dan di Arizona. Meskipun secara genetika mereka sama, tetapi pola makan dan gaya hidupnya jauh berbeda. Suku Pima Indian di Meksiko umumnya pekerja keras dan sehari-hari banyak mengkonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat, seperti corn tortilla dan taco. Sedangkan suku Pima Indian yang tinggal di Arizona jarang melakukan aktivitas fisik serta mengkonsumsi makanan rendah serat dan tinggi lemak, seperti hot dog dan french fries. Akibatnya, 50% suku Pima Indian di Arizona yang berusia 30 sampai 64 tahun banyak menderita diabetes dan hanya 9% suku Pima Indian Meksiko yang terkena diabetes. Penemuan ini menunjukkan bahwa untuk penyakit diabetes, pola makan dan gaya hidup memiliki pengaruh lebih besar daripada faktor genetik.
Berapa Jumlah Serat yang Dibutuhkan?
American Diabetes Association (ADA) menyarankan agar penderita diabetes mengkonsumsi 50 gram serat makanan per hari. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dimuat di New England Journal of Medicine 2000, yang menunjukkan bahwa konsumsi 50 gram serat per hari dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan, bahkan dapat mengurangi kebutuhan akan obat diabetes. Serat yang bermanfaat bagi penderita diabetes adalah jenis serat larut (soluble fiber). Serat ini dapat ditemukan pada akar tanaman chicory, buah jeruk, pepaya, apel, kismis, serta kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang tolo dan lentil.
Tips Pola Makan Tinggi Serat
• Bagi penderita diabetes, disarankan mengkonsumsi 40 gram serat per hari.
• Untuk pencegahan, disarankan mengkonsumsi 20-35 gram serat per hari.
• Tambahkan serat secara bertahap, 3-5 gram per hari untuk mencegah kembung.
• Minumlah minimal 8 gelas air per hari agar serat dapat bekerja optimal.
Gaya Hidup Sehat
Selain pola makan, gaya hidup juga menentukan resiko diabetes. Seperti pada suku Pima Indian Meksiko di atas, yang banyak melakukan aktivitas fisik (40 jam per minggu) lebih jarang terkena diabetes dan kegemukan daripada Pima Indian Arizona yang aktivitas fisiknya rendah (2-3 jam per minggu).
Bisa Lebih Efektif dari Obat
Diabetes Prevention Program, sebuah studi yang dilakukan di Amerika, menemukan bahwa perubahan gaya hidup serta pola makan dapat menurunkan resiko diabetes hingga 58%. Sementara pengobatan dengan obat diabetes jenis metformin ‘hanya’ mengurangi resiko diabetes sebesar 31%. Studi tersebut dilakukan di 27 medical center Amerika dengan melibatkan 3.234 orang yang mengalami impaired glucose tolerance (toleransi glukosa terganggu), tahap awal dari penyakit diabetes tipe II. Gaya hidup dan pola makan yang diterapkan dalam studi ini mencakup olah raga selama 30 menit per hari, makanan rendah lemak, serta menjaga berat badan pada kisaran normal
Jadi, tunggu apa lagi? Jika Anda menderita diabetes atau beresiko terkena diabetes (keturunan penderita diabetes, kegemukan, berusia lebih dari 40 tahun, kurang olah raga), segera ubah pola makan dan gaya hidup Anda! (cdy)

Manisnya Buah Untuk Diabetesi

Manisnya Buah Untuk DiabetesiKonsumsi buah-buahan sangatlah dianjurkan oleh American Diabetes Association sebagai bagian dari pola pengaturan makan diabetesi1. Anda tidak perlu khawatir untuk menikmati sehat dan lezatnya buah-buahan. Yang terpenting, pilihlah buah-buahan dengan nilai indeks glikemik2 yang rendah. Berikut kami berikan contoh buah-buahan yang selain nikmat dan aman juga memiliki berbagai manfaat terhadap kesehatan tubuh Anda. Sajikan dalam keadaan fresh dan konsumsilah dalam jumlah yang cukup.
Kiwi
Indeks Glikemik = 53
Anda dapat menjumpai buah ini di pasaran dalam dua jenis warna, kuning dan hijau. Kiwi hijau terasa agak lebih masam sedangkan kiwi berwarna kuning lebih manis, namun keduanya memiliki kandungan vitamin C yang tinggi di dalamnya sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh Anda3.
Anggur
Indeks Glikemik = 43
Anggur merupakan pilihan yang praktis bagi para diabetesi. Kandungan alami resveratrol pada anggur sangat baik bagi tubuh karena berfungsi sebagai antioksidan yang dapat membantu menjaga kesehatan sel-sel tubuh Anda.
Stroberi
Indeks Glikemik = 38
Stroberi populer karena rasanya yang segar dan nikmat. Hal ini menjadikan buah ini banyak disukai orang. Stroberi juga mengandung tinggi vitamin C dan anthocyanin; keduanya bermanfaat sebagai antioksidan bagi tubuh5. Diabetesi pun tidak perlu ragu untuk mengonsumsinya.
Apel
Indeks Glikemik = 40
Tidak hanya daging buahnya, kulit apel juga sangat direkomendasikan untuk dikonsumsi karena mengandung serat yang tinggi. Konsumsi serat yang cukup sangat baik bagi para diabetesi karena membantu menjaga dan mengendalikan kestabilan kadar gula darah. Oleh karena itu, apel cocok dijadikan pilihan camilan sehat Anda.
Jeruk
Indeks Glikemik = 42
Selain aman bagi para diabetesi, jeruk mengandung tinggi vitamin C dan juga serat6. Penyajiannya juga bisa bermacam-macam. Dengan rasa yang menyegarkan, jeruk membantu melindungi serta meningkatkan kualitas kesehatan Anda.
Referensi:
  1. American Diabetes Association, 2009
  2. Indeks glikemik (IG) menyatakan suatu nilai yang menunjukkan seberapa cepat suatu makanan dapat meningkatkan kadar gula darah. Semakin tinggi nilai IG suatu makanan, semakin cepat makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah. Para diabetesi sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan nilai IG yang rendah (< 55) untuk menjaga kestabilan gula darahnya
  3. Nutritiondata.com, 2009
  4. J Exp Clin Cancer Res. 28(1):96
  5. J Agric Food Chem 51(23):6887-6892/li>
  6. Nutritiondata.com, 2009/li>

Apakah Anda Kecanduan Gula?

Apakah Anda Kecanduan Gula?Terkejut membaca judul di atas? Mungkinkah kita “mencandu” gula?

Manusia memang memiliki kesukaan terhadap rasa manis sejak kecil. Tak heran, kita menganggap semua yang rasanya manis sebagai hal yang enak dan menyenangkan. Coba saja membayangkan diri Anda menyantap donat dengan glaze coklat kesukaan Anda! Nyammm!
Keinginan untuk mengonsumsi makanan manis semakin meningkat, apalagi jika tidak dikonsumsi dalam jangka lama.
Sugar addiction, Kok Bisa?
Dugaan adanya sugar addiction berasal dari penemuan bahwa banyak orang merasakan adanya keharusan mengonsumsi makanan yang manis. Hal ini diibaratkan seperti orang yang mengalami ketergantungan pada alkohol dan merasa harus terus minum alkohol. Selain itu, kecanduan biasanya dicirikan dengan konsumsi yang semakin meningkat, apalagi jika tidak dikonsumsi dalam jangka lama (craving). Oleh karena itu, dikenal adanya carbohydrate craver, yaitu keinginan menyantap makanan-makanan yang tersusun dari karbohidrat (misalnya roti manis, cake, atau minuman manis), setelah sekian lama tidak mengonsumsi makanan jenis ini3. Selain itu, penelitian juga memperlihatkan bahwa gula dan makanan yang enak memiliki efek yang sama pada otak dengan efek yang ditimbulkan oleh zat-zat yang memiliki efek kecanduan. Hal ini memicu kemungkinan bahwa gula dapat bersifat adiktif1,2,3.
Sebuah ulasan berbagai studi mengenai sugar addiction di tahun 2010 akhirnya menyimpulkan bahwa belum dapat dipastikan bahwa seseorang dapat kecanduan gula. Akan tetapi, karena rasa manis umumnya memiliki sifat disukai, ada kemungkinan besar bahwa orang mengalami kelebihan konsumsi gula. Mengapa? Ternyata, seseorang yang sudah terbiasa mengonsumsi rasa manis, akan cenderung memilih makanan dan minuman yang rasanya manis pula1. Bahkan, orang yang menyukai makan makanan yang manis akan cenderung makan manis berlebihan lebih sering3.
Bisa ditebak, risiko obesitas Anda pun naik! Efek lanjutannya, risiko diabetes Anda juga ikut meningkat!
Rasa manis tanpa gula, mungkinkah?
Mengapa tidak? Terlepas dari benar atau tidak gula dapat menyebabkan kecanduan, konsumsi gula dan kalori yang berlebih jelas tidak baik bagi kesehatan. Mari mulai membiasakan pola hidup sehat dengan mengurangi jumlah konsumsi gula dari sekarang. Pilihlah produk-produk manis yang rendah kalori dan bebas gula. Jadi kita bisa menikmati rasa manis tanpa khawatir akan konsumsi gula berlebih. Take the sweet, not the sugar!
References :
  1. Benton D. 2010. The plausibility of sugar addiction and its role in obesity and eating disorders. Clinical Nutrition 29: 288–303.
  2. Avena NM, Rada P, Hoebel BG. 2008. Evidence for sugar addiction: Behavioral and neurochemical effects of intermittent, excessive sugar intake. Neuroscience and Biobehavioral Reviews 32: 20–39.
  3. Avena NM, Rada P, Hoebel BG. 2009. Sugar and fat bingeing have notable differences in addictive-like behavior. J Nutr 139: 623–628.

Tidak hanya Baik untuk Penderita Diabetes, tapi juga untuk Kesehatan Kita

Tahukah Anda? Ternyata, pola makan diabetesi dapat juga diterapkan bagi Anda yang ingin memulai untuk pola hidup sehat. Seperti apakah pola makan untuk diabetesi?
Rule of thumb (red: aturan dasar) untuk pengaturan pola makan diabetes dalam sekali makan mencakup:

  • ½ bagian sayuran seperti brokoli, wortel, tomat, atau buncis
  • ¼ bagian karbohidrat terutama karbohidrat kompleks seperti pasta atau nasi merah
  • ¼ bagian lauk seperti daging ikan, daging dada ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, atau sumber protein yang lain

Pengaturan makan demikian dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan sehari-hari sembari membantu mengontrol kadar gula darah diabetesi4. Selain itu, Anda juga bisa konsumsi susu rendah lemak dan juga lengkapi dengan buah-buahan.

Bagi Anda yang ingin memulai pola hidup sehat, pola makan seperti ini kaya akan serat dan juga komponen antioksidan yang berasal dari sayur-sayuran beraneka warna sehingga akan membantu menjaga kesehatan Anda. Selain itu, juga dilengkapi dengan karbohidrat kompleks sebagai sumber energi dan diserap lebih lama sehingga lebih mengenyangkan. At last but not least, adanya lauk pauk juga akan membantu mencukupi kebutuhan protein Anda. Selain dikenal sebagai bahan pembentukan otot, ternyata protein juga penting Change your food pattern now! #Remember, healthy food now for future healthier you!

Kenali Risiko Diabetes lebih Dini


Share   
Kenali Resiko Diabetes lebih DiniDiabetes merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya gangguan pada kerja hormon insulin, yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Hormon insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme glukosa dalam darah. Pada penderita diabetes, gangguan tersebut menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan dikenal dengan istilah “hyperglycemia”. Hyperglycemia menyebabkan keberadaan glukosa pada urine penderita diabetes. Hal inilah yang menyebabkan diabetes sering disebut juga dengan penyakit “kencing manis”1.Pada umumnya diabetes di deteksi dengan menggunakan kadar gula darah puasa (Fasting plasma glucose). Jika kadar gula puasa Anda lebih dari 100 mg/dL maka bisa jadi Anda beresiko terkena diabetes. Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa tidak hanya dengan kadar gula puasa , kini resiko diabetes bisa diprediksi oleh kandungan LDL, HDL, Trigliserida, serta asam urat Anda.
Penelitian yang dilakukan di India, negara dengan populasi diabetes yang tinggi menunjukkan bahwa insulin resistance dipengaruhi oleh keadaan dyslipidemia (keadaan trigliserida berlebih, kadar HDL yang rendah, serta LDL yang tinggi ) 2.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian lain yang menunjukkan bawah kandungan trigliserida yang tinggi ( ≥ 130 mg/dL) akan menyebabkan resiko diabetes bertambah sebesar 2.30 kali, sementara pada jika level Trigliserida rendah ≤ 130 mg/dL akan menyebabkan resiko diabetes berkurang sebesar 0.46 kali. Pada penelitian yang sama, juga digunakan parameter rasio Trigliserida dan HDL. Pada individu yang normal kandungan HDL berada pada jumlah yang tinggi (karena HDL merupakan kolesterol yang baik untuk fungsi tubuh), sementara trigliserida seharusnya berada pada level rendah. Jika rasio Trigliserida-HDL ≥ 1.8 (3.0) (Trigliserida Tinggi) dan HDL rendah, maka resiko terkena diabetes akan meningkat 2 kali lipat 3.
Selain ketiga indikator di atas, Asam urat juga merupakan indikator lain yang dapat memprediksikan adanya resistensi kerja insulin yang merupakan bagian dari gejala diabetes. Hasil penelitan yang dilakukan di Bosnia, menunjukkan bahwa pada individu yang menderita diabetes jumlah serum asam urat cenderung mengalami peningkatan. Dengan demikian pada individu yang mengalami gangguan resistensi insulin asam urat dapat menjadi salah satu indikator 4,5.
Jadi selain kadar gula darah puasa, risiko diabetes kini juga dapat dideteksi melalui kandungan trigliserida, HDL, LDL, serta asam urat Anda. Sudahkah Anda mengecek nilainya?
References
  1. American Diabetes Association. 2009. Diabetes Basics. http://www.diabetes.org/diabetes-basics/
  2. Misra , A and N.K. Vikram. 2002. Insulin resistance syndrome (metabolic syndrome) and Asian Indians CURRENT SCIENCE 83 (12) : 1483-1496.
  3. McLaughlin, et al. 2003. Use of Metabolic Markers To Identify Overweight Individuals Who Are Insulin Resistant. Ann Intern Med.139:802-809.
  4. Causevic, et al. 2010. Relevance of Uric Acid in Progression of Type 2 Diabetes Mellitus. Bosnian Journal of Basic Medical Sciences 10 (1): 54-59.
  5. Nan, et al. 2010. Serum uric acid, plasma glucose and diabetes. Diabetes & Vascular Disease Research 7(1) 40– 46

Mari Hindari Komplikasi Diabetes!

12 cara untuk menghindari komplikasi penyakit diabetes:


  • Berhati-hatilah memilih jenis karbohidrat yang dikonsumsi
    Diabetes bukan berarti tidak mengkonsumsi karbohidrat sama sekali. Pilihlah karbohidrat yang dipecah secara perlahan-lahan dalam tubuh yaitu dengan nilai GI rendah, sehingga energi dalam tubuh Anda tetap tersedia dalam waktu yang lama. Konsumsi roti gandum, serelia, polong-polongan, sayuran, dan buah-buahan segar. Ya! Anda dapat mengkonsumsi buah-buahan meskipun terasa manis. Hal terpenting adalah konsumsi jumlah karbohidrat secara tepat pada setiap jam makan Anda. Konsultasi dengan ahli nutrisi akan membantu Anda dalam menentukan jenis dan jumlah karbohidrat yang tepat!

  • Turunkan berat badan Anda jika memang diperlukan
    Mulai tetapkan goal tujuan Anda secara realistis. Penurunan berat badan hingga mencapai berat badan ideal ternyata dapat menghindarkan Anda dari komplikasi diabetes, karena membantu menurunkan kadar gula darah dan tekanan darah, serta meningkatkan profil lemak dalam tubuh. Selain itu, Anda akan memiliki cukup energi dalam tubuh.
    Bagaimana caranya? Prinsipnya, bakarlah kalori lebih banyak daripada kalori yang Anda konsumsi. Hindari goreng-gorengan juga menjadi salah satu tips praktis untuk mengurangi asupan lemak tubuh Anda.

  • Istirahat dan tidur yang cukup
    Jika Anda kurang tidur, akan memacu kenaikan gula darah dan secara otomatis juga lebih menstimulasi Anda untuk mencari makanan-makanan yang tinggi karbohidrat. Hal ini akan memicu peningkatan berat badan, yang akan memicu komplikasi penyakit dalam tubuh seperti penyakit jantung dan ginjal.
    Jadi, cukupi kebutuhan tidur Anda yaitu sekitar 7-8 jam per hari. Jika Anda memiliki gangguan tidur, mulailah coba konsultasi dengan dokter Anda untuk mulai memperbaiki kebiasaan tidur Anda. Ingat! Kebiasaan tidur yang baik akan membuat Anda mengikuti pola hidup sehat juga tentunya.

  • Lebih aktif lagi dan berolahraga
    Pilih jenis olahraga yang memang Anda sukai, misalnya berjalan kaki, menari, atau hanya sekedar berjalan di tempat ketika Anda sedang menelepon. Lakukan hal itu selama sekitar 30 menit per hari nya, bahkan boleh ditambahkan sesuai dengan kemampuan Anda. Berolahraga dapat menurunkan resiko terkena penyakit jantung, kolesterol, dan tekanan darah, serta menurunkan berat badan. Olahraga juga mampu mengurangi stress dan membantu Anda untuk mengurangi asupan obat-obatan diabetes.

  • Pantau kadar gula darah Anda secara teratur
    Terkadang, secara rutin memeriksa kadar gula darah Anda mampu membantu dalam menghindari komplikasi diabetes. Selain itu, Anda juga mampu memantau bagaimana pengaruh asupan makanan dan pola olahraga Anda terhadap kadar gula darah Anda, apakah program itu berhasil atau tidak? Dokter Anda dapat memberikan range target level kadar gula darah Anda. Semakin dekat Anda dengan target gula darah, maka tentunya kesehatan Anda akan semakin baik.

  • Atur kadar stress Anda
    Saat Anda menderita diabetes, stress dapat menjadi salah satu hal yang akan memicu kenaikan kadar gula darah Anda! Hindari atau atur level stress Anda baik secara fisik maupun secara mental. Pelajari teknik mengatur stress yang baik. Teknik relaksasi seperti yoga, latihan pernapasan, atau meditasi mungkin bisa efektif terutama bagi penderita diabetes tipe 2.

  • Katakan TIDAK pada garam
    Kurangi jumlah garam dalam makanan Anda. Tentunya, kurangnya kadar garam akan membantu menurunkan tekanan darah Anda dan melindungi kesehatan ginjal. Salah satu cara yang nyata adalah hindari makanan-makanan yang diproses/makanan instant, karena biasanya mengandung kadar garam yang tinggi. Gunakan bumbu-bumbu tradisional atau rempah-rempah untuk menyedapkan masakan Anda daripada menggunakan garam.

  • Pantau selalu profil kesehatan jantung Anda
    Penyakit jantung bisa menjadi salah satu akibat dari komplikasi diabetes. Anda harus secara teratur memeriksa tekanan darah Anda dan nilai kolesterol.
    Target tekanan darah Anda adalah harus di bawah 130/80 mmHg, nilai kolesterol LDL di bawah 100 mg/dL, HDL > 40 mg/dL, dan nilai trigliserida < 150 mg/dL.

  • Rawatlah luka lebam maupun luka-luka tertentu pada tubuh Anda
    Diabetes akan meningkatkan resiko infeksi dan memperlambat kemampuan tubuh dalam proses penyembuhan, sehingga benar-benar perhatikan luka apapun pada tubuh Anda meskipun berukuran sangat kecil. Secara benar, bersihkan luka tersebut dan gunakan salep pembersih dan pembalut yang steril. Jika selama beberapa hari tidak membaik, segeralah konsultasikan dengan dokter Anda. Perhatikan kaki Anda setiap hari terutama supaya tidak terjadi luka, bengkak, atau lebam apapun. Gunakan krim pelembab sehingga kulit kaki tidak pecah-pecah.

  • Stop kebiasaan merokok
    Bagi para penderita diabetes yang merokok memiliki resiko kematian 3 kali lebih besar karena penyakit jantung dibandingkan yang tidak merokok. Berhenti merokok akan melindungi jantung dan paru-paru Anda. Konsultasikan dengan dokter tentang cara-cara yang efektif untuk berhenti dari kebiasaan merokok ini.

  • Pilih makanan-makanan yang bergizi tinggi namun tetap dalam jumlah yang wajar
    Tetap konsumsi buah-buahan yang mengandung antioksidan tinggi seperti buah berry (strawberry, blueberry, dll), pomegranate, kiwi. Konsumsi ikan laut dengan kandungan omega-3 yang tinggi dan sayur-sayuran hijau juga berpotensi untuk tetap menjaga kesehatan Anda. Hindari juga lemak jenuh (saturated fats dan asam lemak trans).

  • Kunjungi dokter Anda secara berkala
    Jadwalkan konsultasi berkala dengan dokter Anda sekitar 2-4 kali per tahunnya. Jika Anda menggunakan insulin untuk menyeimbangkan kadar gula darah Anda, mungkin Anda perlu konsultasi lebih sering lagi. Selain itu, jadwalkan pula medical check up secara berkala untuk memeriksa kesehatan mata, ginjal, jantung maupun organ tubuh yang lain. Kunjungi juga dokter gigi Anda 2 kali setahun, namun pastikan untuk tetap memberitahu selama pemeriksaan dilakukan, bahwa Anda memiliki diabetes sehingga prosedur yang sesuai dapat dilakukan.

  • Reference:
    • 1. WebMD. 2010. 12 Tips to Avoid Diabetes Complications. www.webMD.com [26 July 2010].